iklan GOTONG ROYONG: Anggota Korps Marinir TNI-AL bersama anggota Polrestabes Surabaya membungkus makanan buka puasa untuk warga yang terdampak PSBB di dapur umum Jalan Rajawali kemarin (8/5). Ada seribu makanan siap santap yang dibagikan jelang berbuka dan sah.
GOTONG ROYONG: Anggota Korps Marinir TNI-AL bersama anggota Polrestabes Surabaya membungkus makanan buka puasa untuk warga yang terdampak PSBB di dapur umum Jalan Rajawali kemarin (8/5). Ada seribu makanan siap santap yang dibagikan jelang berbuka dan sah. (Allex Qomarulla/Jawa Pos)

JAMBIUPDATE.CO– Selama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemerintah bersama TNI-Polri mendirikan dapur umum untuk membantu masyarakat. Produksi makanan siap santap melibatkan ratusan petugas dari berbagai instansi. Mereka bekerja tak kenal lelah untuk memastikan masyarakat tak kelaparan.

Semangat dan pengorbanan para petugas bisa diamati di dapur umum Jalan Rajawali kemarin (8/5). Puluhan personel TNI-Polri berbagi tugas. Ada yang menanak nasi, memasak lauk-pauk, dan menata bungkus makanan. Sejumlah petugas bertindak sebagai tim wira-wiri yang menyiapkan bumbu masakan.

Kemarin (8/5) petugas dapur umum di Jalan Rajawali memasak sayur opor plus ayam tepung. Ada 500 bungkus makanan yang dibagikan.

Sasarannya warga di Kecamatan Krembangan yang terdampak PSBB dan penutupan Pasar PPI. Apalagi makanan itu disajikan untuk berbuka. ”Kami upayakan pembagian bantuan tepat sasaran. Ada pengurus RT/RW yang terlibat,” kata Koordinator Tim Dapur Umum Letda Marinir Juadi.

Menurut dia, dapur umum tidak saja memproduksi makanan untuk berbuka puasa. Namun, juga untuk sahur masyarakat. ”Yang sahur juga 500 bungkus,” jelas Juadi.

Agar distribusi makanan tidak terhambat, kata Juadi, seluruh petugas berkomitmen untuk total melayani masyarakat. Mereka tidak pulang ke rumah. Petugas membuka tenda dan beristirahat di dapur umum. Tidurnya bergantian.

Sebab, kegiatan memasak tidak bisa dilakukan hanya 1−2 jam. Prosesnya memakan banyak waktu. Misal, saat membuat makanan untuk berbuka puasa. Petugas mulai memasak pukul 09.00. Begitu pula untuk sahur. Proses mengolah lauk-pauk dan sayur dikerjakan pukul 21.00.

Lantas, kapan belanja sayurnya? Juadi menjelaskan bahwa menu makanan memang dicatat seminggu sebelumnya. Namun, belanja tetap dilakukan sehari sebelum memasak. Petugas terpaksa kelayapan ke pasar tradisional saat dini hari. Hal itu dilakukan agar sayur dan daging yang dipakai tetap segar. ”Namun, kami bersyukur. Banyak yang membantu pendirian dapur umum,” kata Juadi.

Menurut dia, dapur umum tidak saja terlaksana berkat kerja sama dengan kepolisian. Ada banyak instansi yang memberikan bantuan. Misalnya, BPBD, PDAM, dan PLN. Donasi bahan makanan mengalir hampir setiap hari.

Selain di Jalan Rajawali, dapur umum juga didirikan di Kodam V/Brawijaya. Di sana produksinya lebih banyak. Sehari petugas membuat 4.400 bungkus makanan. Itu untuk sahur dan berbuka.

Korlap Dapur Umum Kodam V/Brawijaya Priyo Prasojo menjelaskan bahwa menu makanan disiapkan tiga hari sebelum memasak. Namun, daftarnya tak dirilis. ”Kalau disebar, kami takut masyarakat kecewa. Sebab, tak mudah mencari bahan makanan,” kata Priyo.

Menurut dia, banyak pasar tradisional yang tutup gara-gara Covid-19. Kalaupun ada, terkadang tak mampu mencukupi kebutuhan dapur umum. Sebab, bahan makanan yang dibutuhkan cukup banyak. ”Sing penting upaya disik,” kata Priyo.

Meski bukan hal mudah untuk mencari bahan, Priyo memastikan makanan yang diproduksi bersih. Sayur yang dipakai dipilah terlebih dahulu. Tidak hanya dipilih yang fresh. Petugas juga memilih bahan yang tak mengandung formalin. Kesehatan masyarakat jadi prioritas dalam pengolahan makanan.

Priyo menjelaskan bahwa keinginan untuk membantu tak membuat para petugas kendur dalam beribadah. Mereka tetap berpuasa. Aksi buka puasa bersama jadi penyemangat bagi sukarelawan yang rela meninggalkan keluarga untuk membantu orang lain.(hen/c6/git)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images